Click This Link Fathoni's (sanx JKT48 Fans) Blog's: Penyebab Penampilan On Air JKT48 Biasa Saja

Kamera Pengintai

Kamis, 18 Oktober 2012

Penyebab Penampilan On Air JKT48 Biasa Saja


Untuk yang sering menonton Idol Grup di TV Jepang melalui Youtube dll, kalian pasti mendapatkan suatu perbedaan mendasar pada saat menonton Idol Grup di TV Jepang dan Idol Grup di TV Indonesia (like R*TI , TR*NS , GL*BAL dll). Mungkin sebagian dari kalian sudah "ngeh" namun sebagaian masih belum "ngeh" juga.


 Well, sebelum kalian membaca artikel ini, ada baiknya kalian masuk ke situs Youtube terlebih dahulu, lalu tonton-lah Idol Group di Jepang (TERSERAH merk apa saja. tidak harus AKB48) atau kalau perlu tonton jugalah Girl/Boy Band di Jepang/Korea (TERSERAH merk apa saja). Sudah ditonton? Jika sudah, kemudian silahkan coba kalian tonton Idol Group di Indonesia (TERSERAH merk apa saja. tidak harus JKT48) atau Girl/Boy Band Indonesia (TERSERAH merk apa saja).

 Buat kalian yang malas masuk situs Youtube, saya bantu tampilkan beberapa sample berikut (silahkan tonton tidak perlu sampai habis, beberapa menit saja sudah cukup) :



Morning Musume (Idol Group Jepang)


Hey! Say! 7 (Idol Group Jepang)


Dan perbandingannya dengan beberapa sample dari TV Indonesia (silahkan tonton tidak perlu sampai habis, cukup beberapa menit saja) :

Cherry Belle (Girlband Indonesia)


JKT48 (Idol Group)




Gimana? apakah kalian menemukan perbedaan dari kedua sample berbeda tersebut? Jika kalian belum menemukan beberapa perbedaannya (alias hanya melongo sambil mengernyit-kan dahi didepan monitor), maka saya akan bantu membahas beberapa point yang menjadi perbedaan.

PERTAMA

 Perbedaan pertama yang menurut saya paling mendasar dan sangat menonjol dari kedua sample tersebut (TV Jepang dan TV Indonesia) adalah "cara pengambilan sudut gambar" dari camera-man.
 Silahkan saja kalian lihat cara pengambilan gambar Idol Grup yang ada di TV Jepang, Pengambilan sudut gambarnya hanya ter-"FOKUS" pada sang penampil atau "Artis" nya, namun tidak "Monoton" sehingga kita bisa tetap terhibur dengan melihat gerakan-gerakan sang Idol Grup secara apik dan proporsional dari berbagai sudut namun tetap menarik untuk dilihat.
 Sedangkan di TV Indonesia, rata-rata camera-man menurut saya agak "Hyperbola" dalam mengambil sudut gambar, kadang sang camera-man mengambil gambar dari sudut-sudut yang akhirnya tidak menimbulkan kesan menarik dari gerakan sang Artis (padahal jika dilihat dari sudut sederhana, misalnya dari depan, gerakan itu mungkin akan sangat menarik).
 Masih belum ngerti juga? baiklah akan saya berikan beberapa ilustrasi (maaf kalau gambar saya jelek. gambar dari Paint soalnya)


Gerakan ini akan terlihat menarik bila diambil dari sudut tampak depan.

Gerakan ini menjadi "Biasa-biasa saja" jika diambil dari sudut tampak samping.







 Dan percaya atau tidak, kebiasaan Camera-man di TV Indonesia memang sangat hobi mengambil gambar dari sudut yang menurut saya "membuat gerakan sang Artis jadi sia-sia" , bayangkan jika gerakan yang segitu unik akhirnya harus menjadi gerakan yang "monoton" hanya gara-gara pengambilan sudut gambar yang salah.

 Dan yang lebih parahnya lagi, kadang camera-man kita rada ekstrim dengan cara mengambil gambar secara vertikal, jadi misalnya pengambilan gambar tersebut ada di panggung besar yang di tonton ribuan orang, maka cara mengambil gambarnya adalah dari bawah (dari kepala sang penonton yang bejibun) kemudian perlahan-lahan bergerak keatas kearah panggung. okay-lah kalau untuk alasan dinamika atau estetika pengambilan gambar, namun jika pengambilan gambar secara ekstrim tersebut diulang-ulang, atau malah dilakukan lebih lama??  (seperti yang barusan saya lihat pada perform JKT48-Aitakatta di Ecopark Ancol) Hey!! cmon man ! saya ingin melihat Idol Grup favorit saya menyanyi dan menari, bukan melihat kepala penonton ~

 Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salah sang Camera-man, karena toh gambar yang di tampilkan di layar kaca terlebih dulu di pilih oleh sang penyunting gambar (atau video editor) , jadi sederhananya seperti ini : di panggung ada 5 camera-man yang terus-menerus mengambil gambar secara bersamaan, nah di belakang panggung ada 1 orang penyunting-gambar yang memilih dari gambar camera-man mana ia mau menampilkannya ke layar kaca. Sehingga keuletan sang penyunting-gambar pun diuji untuk memilih gambar yang menarik dan tidak menarik. Masih untung jika acara tersebut secara Off-air, bagaimana jika On-air? yaa.. tetap sama saja, sang penyunting-gambar harus secara reflek melihat gambar-gambar dari camera-man dan harus langsung di pilih untuk nantinya nongol di layar kaca yang kamu tonton.

 Penyunting-gambar atau sang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun shot-shotnya. Maksud sense of story telling yang kuat adalah editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.


KEDUA

 Masih seputar pengambilan gambar , yaitu soal  pembagian "Screen-Time" (waktu pengambilan gambar) ! saya sebenarnya agak gemas juga dengan masalah Screen-Time ini, Jadi terkadang saya malah kesal sendiri jika Screen-Time Idol Grup favorit saya yang "seharusnya" bisa lebih banyak lagi, malah terpotong dengan gambar-gambar yang tidak jelas menurut saya, yang malah membuat selera menonton saya menjadi hilang.

Jadi sederhananya gini, kamu lagi menonton show JKT48 di sebuah stasiun TV, saat dalam pengambilan gambar, wajah member JKT48 yang imut-imut menari dan menyanyi malah tiba-tiba terpotong dan digantikan dengan gambar-gambar seperti : Penonton yang lagi melongo, Penonton yang sedang asik joget, Penonton yang sedang ngibarin bendera gak jelas, Penonton yang sedang nge-chant dan berwotagei ria , dan lebih parahnya lagi jika malah gambar pemandangan ga jelas yang nongol.
 seperti pada video ini, silahkan kalian lihat pada menit ke 1:41 sampai 1:50, menurut saya sangat gila jika mengambil gambar pemandangan selama itu. Gunanya apa coba? langit sudah gelap kok.



Untuk masalah nge-chant dan wotagei no offense ya, sebetulnya saya tidak mempermasalahkan hal tersebut, namun setelah saya melihat tipikal Camera-man TV kita yang mungkin sangat takjub dengan kejadian tersebut (nge-chant dan wotagei) sehingga membuatnya "terus-menerus-berulang-ulang" mengambil gambar yang sama dan cukup menyita waktu, bayangkan saja jika Camera-man kita mengambil gambar wotagei yang menurut sang Camera-man hal tersebut adalah hal yang langka (belum pernah ada sebelumnya) dan dia mengambil gambar tersebut selama 4 detik, dan kemudian mengambil gambar member JKT48, tak lama kemudian mengambil gambar sang wotagei tersebut selama 4 detik lagi !

 Sekali ngambil rata-rata 4 detik dan tidak cukup sekali ngambil gambar, kadang dalam 1 lagu (misal Hebirote) bisa sampai 8-9 kali pengambilan gambar, yang artinya 4 x 9  = 36detik !!!!!! sungguh berharga jika 36detik tersebut dipakai buat mengambil wajah Oshi kalian saat sedang menari dan menyanyi selama 36 detik. Betapa berharganya bukan?

 Jadi intinya menurut saya, okelah kalau pengambilan gambar penonton alay , wotagei dan penonton yang nge-chant diambil 4 detik "Tapi hanya sesekali saja" (1-2kali saya rasa cukup) , maka hal tersebut akan sangat menghemat SCREEN-TIME (waktu pengambilan gambar) dan membuat pengambilan gambar menjadi lebih proporsional. (bayangkan saja 36 detik itu sama dengan kurang-lebih 20% nya lagu Hebirote).

 Malahan di Jepang sana setau saya wajah dan tingkah laku sang penonton "SANGAT JARANG" di abadikan dalam gambar sang camera-man. Mereka sangat fokus dengan sang Artis yang sedang nampil (tidak perduli sedang di theater - sedang konser besar - atau sedang tampil dalam acara TV). Kalaupun tidak sengaja kena "shot" palingan yang keliatan hanya tangan (kalau siang) dan light stick yang sedang menyala (kalau malam).



KETIGA



Yang ini tidak ada hubunganya dengan Camera-man atau Staff TV lagi, namun lebih ke perform, menurut yang saya lihat ada 2 kebiasaan berbeda antara penampilan penyanyi di Jepang (Tidak harus Jepang sih, Korea juga bisa) dan penampilan penyanyi di Indonesia.
 Idol Grup di Jepang dan Girl Band Korea bila sedang tampil/show, sangat fokus dengan kegiatan mereka saat itu, hanya dance dan menyanyi. Namun di Indonesia beda lagi, selalu saja ada sesi dimana saat mereka menyanyi dan menari pasti ada saat mereka lari ke depan para penonton dan salam-salaman.
 Saya tidak mengatakan hal yang dilakukan di Jepang adalah bagus dan hal yang dilakukan di Indonesia adalah jelek, karena memang kebiasaan (atau lebih ekstrimnya adat) dalam perform di Jepang dan Indonesia berbeda-beda.

 Ada yang mengatakan jika sang penampil bersalaman dengan para penontonnya saat sedang tampil di panggung adalah hal yang lumrah dan terkesan sangat dekat dengan para Fans nya, (kadang malah ada penonton yang nyodorin tangan duluan buat minta salaman doang). Tapi tau gak sih kalau kadang sesi salaman itu hanya sebagai "penyelemat" dalam keadaan si artis sedang "mati gaya" ?? kalau memang benar begitu berarti gak ikhlas dong salamannya? *LOL

 Ada pula yang mengatakan bahwa jika hanya fokus menari dan menyanyi tanpa adanya embel-embel jabat tangan di atas panggung adalah hal yang lumrah pula, dan memang di dunia Internasional melakukan kebiasaan ini. Sehingga sang penampil pun dituntut harus fokus pada penampilan yang dibawakannya, karena penonton yang datang hanya mau menonton mereka tampil, jika sampai ada salam-salaman maka bukan tidak mungkin Fans-fanatik akan sangat marah dan memaki-maki orang yang mendapat salaman dari artis tersebut.

 Toh memang kebiasaan "salam-salaman" ini lebih banyak efek negatif daripada positif nya, misalkan saja sang artis yang sedang salaman dengan para penonton namun tiba-tiba tangan sang artis di tarik sangat keras seolah-olah sang penonton ingin menarik sang artis untuk turun. nah jika kalau sudah begini yang rugi siapa??? masih untung kalau tidak luka atau lecet, lha..kalau sampai jatuh beneran di tengah-tengah penonton? bisa habis dicabik-cabik deh ama penonton. *LOL
 Kebiasaan "salam-salaman" ini juga kadang menimbulkan efek "kecemburuan" pada tiap orang, apalagi sampai ketahuan Fans fanatik yang tidak terima sang penonton tersebut mendapatkan sesi salaman, bisa-bisa penonton tersebut di kroyok oleh Fans-Fanatik (hal ini memang terjadi loh, khususnya Fans fanatik di Jepang dan Korea sono).

 Kalau emang mau menyapa fansnya agar tidak terlihat sombong, toh bisa dengan melambaikan tangan kan? malah akan lebih terlihat elegant menurut saya. (Yang menerapkan ini diatas panggung setau saya cuman JKT48 di Indonesia)

 ----



 Sekian Artikel saya kali ini, maaf jika ada yang tidak puas dengan isi artikel ini, toh dari artikel ini maksud saya meng-kritik media TV Indonesia kita agar lebih peka terhadap penampil-penampil Idol Grup kesayangan kita, sehingga tampilan sempurna pun bisa dinikmati semua orang dilayar kaca. Karena memang hak kita semua sebagai penonton untuk menikmati tampilan yang memuaskan.
 Kritik bukan berarti gak suka kan? kritik bisa berarti memacu agar lebih baik dan lebih sempurna lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Signature :

Blog Archive

BPL News

La Liga News